3 Cara Negosiasi Gaji untuk Kalian Para Fresh Graduate

Sebagai seorang fresh graduate, wajar saja jika kalian merasa bingung ketika harus menjalani negosiasi gaji pada pekerjaan pertama kalian. Bahkan, mahasiswa magang atau yang sekedar mencari pekerjaan part-time dan freelance juga kerap kali merasa ragu ketika harus melakukan penawaran. Oleh karenanya, kalian perlu mengikuti panduan berikut supaya bisa memaksimalkan potensi penghasilan.

  1. Jika tawaran perusahaan terlalu kecil

Proses negosiasi biasanya cenderung sulit dan canggung ketika angka yang kalian harapkan berbeda jauh dengan tawaran dari perusahaan. Meski masih bisa nego, perusahaan pasti memiliki budget yang limitnya tidak terlalu jauh dari angka yang ditawarkan sejak awal.

Wajar saja jika kalian merasa terkejut, tapi jagalah ekspresi supaya tidak terlalu ekstrim. Selain itu, janganlah terburu-buru mengundurkan diri atau berkomentar negatif tentang hal tersebut.

Solusi terbaik adalah dengan menanyakan apakah ada peluang negosiasi sembari menjelaskan tentang besarnya gaji yang kalian harapkan. Bahkan misalnya angka tida bisa diubah sama sekali, dan kalian tidak berminat mengambilnya, jangan terburu-buru untuk menutup sesi diskusi.

  1. Tentukan ekspektasi yang tepat

Sebelum melakukan negosiasi, biasanya HR akan menanyakan seberapa besar gaji yang kalian harapkan. Karena, sebaiknya kalian sudah melakukan riset dan mencari tahu angka yang tepat untuk menjawab hal tersebut.

Selain itu, ada juga kemungkinan HR tidak akan menanyakannya, melainkan langsung mengajukan tawaran sesuai budget perusahaan. Meski tawarannya terlihat spesifik, biasanya angka tersebut masih bisa disesuaikan lagi. Tapi, supaya lebih pasti, sebaiknya kalian tanyakan dahulu apakah ada peluang untuk negosiasi.

Untuk pekerjaan part-time, freelance, atau magang, kemungkinan besar perusahaan akan memberikan angka yang spesifik. Meski kemungkinan negosiasinya kecil, tidak ada salahnya sekedar bertanya.

  1. Beri alasan spesifik

Kalian tidak bisa basa-basi untuk meyakinkan perusahaan, karena mereka pasti sudah terbiasa mendengar alasan klise ketika proses perekrutan. Sehingga, argumen kalian harus spesifik dan logis supaya pihak dari perusahaan tidak memiliki alasan untuk menolaknya.

Di sini, kalian bisa menjelaskan kualitas apa yang bisa kalian berikan terhadap perusahaan. Skill apa yang kalian kuasai dan bisa bermanfaat besar untuk kelancaran menjalankan tugas. Dengan kualitas diri yang tinggi, uang akan mengikuti. Alasan spesifik juga bisa berupa perhitungan tentang biaya hidup, UMR, dan faktor keuangan lainnya.

Ingat sebelum wawancara jangan lupa ya untuk makan Permen Davos, biar nafas segar dan percaya diri meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *